Kenapa orang berbaik hati memberikan kesempatan?
Setiap orang pasti memiliki sisi baik dalam dirinya. Mau sekriminal apapun dia. Hanya saja, tidak semua orang memiliki rumangsa.
"Besok kalo kaya gini lagi tinggal minta maaf, pasti dimaafin kok. Gampang dia mah orangnya."
"Nanti juga baikan kok."
"Nanti juga pasti reda sendiri."
Itu namanya menyepelekan, kau tahu tidak? Wah sering banget denger kata-kata itu, dan baru kutahu kalau itu menjijikkan.
Ah, pengen ngomong kasar tapi udah janji nggak mau lagi ngomong kasar.
Sekiranya diberikan kesempatan, belajar dari yang kemarin. Perbaiki sikap. Yakin, orang yang memberimu kesempatan itu juga selalu menata hati. Dan itu tidak mudah. Jangan hancurkan dengan ketidakpedulianmu.
Mereka sangat memahami sifatmu. Mereka menyesuaikan seperti apa kau memperlakukan mereka.
Mereka adalah air. Kau adalah wadah-wadah berbagai macam rupa.
Ibarat kata, mereka sudah merendah(kan) diri untukmu. Dan itu masih direndahkan lagi olehmu. Mungkin, dulu kau pernah menjadi posisi mereka. Maka dari itu kau menjadi acuh dengan kebaikan semacam itu. Tapi sadar atau tidak kalau itu jahat? Kenapa tidak menghentikan siklus itu di dirimu? Apa yang membuatmu merasa "semua orang" layak diperlakukan seburuk itu?
Kembali lagi, semua orang layak mendapatkan kesempatan. Iya, betul.
Namun, tanyakan lagi kepada dirimu (setelah berkali-kali).
"Kalau aku berubah menjadi lebih baik dari kemarin, mereka masih mempercayakan aku nggak ya?"
Apa sebegitu sulitnya? Jadi, kenapa kembali?
Tuhan, jika ini tidak berjalan dengan baik. Aku mohon, pastikan ini adalah kali terakhirku merendah. Namun limpahkan kekuatan di hatiku untuk selalu memaafkan. Aku hanya manusia. Dan jika ini berjalan dengan baik, lembutkan hatinya. Kuatkan pula hatinya untuk selalu memaafkan kesalahan semua orang yang pernah menyakitinya. Jangan biarkan lagi dia dipertemukan dengan orang yang menyepelekan kebaikannya. Jika ini berjalan dengan baik, dengan segala menerima ridhoMu, namanya akan selalu terselip di doaku.
Komentar
Posting Komentar