[23/02, 7:53 pm] Mamah: Udah pulang aja jangan bikin masalah kalau ira kasian sama mamah
[23/02, 7:56 pm] Mamah: Tolong dah hargain aja mamah
[23/02, 10:00 pm] Mamah: Ra udah pulang mas ilham juga udah pulang
Tapi tak ada yang peduli perasaanku bagaimana terkurung. Tak ada pelarian. Pergi tak boleh, diungkapkan tidak mau dengar, semuanya marah.
Tertekan.
Aman tidak ya Ya Allah kalau seperti ini selamanya?
Aku suka suasana alam sini, aku juga tidak mau pergi dari sini. Tapi bukan di sini.
Dulu katanya "Ira nggak akan jenuh di sini."
Nyatanya aku jauh lebih jenuh, bosan, tidak berguna, frustasi, depresi, dan putus asa.
Menetap kepala mau pecah, pulang lebih salah.
Aku iman kepadamu, apa yang Engkau janjikan?
Aku sakit perut dibiarkan, hanya teriak disuruh makan dari depan pintu.
Mamah sakit kaki dipijat.
Seharusnya aku tidak apa-apa, aku tidak boleh memikirkan itu. Seharusnya. Harus! Dia milik ibunya selamanya, bukan milik aku. Aku yang harus taat, tidak boleh membantah. Dia boleh melakukan segalanya dan aku harus patuhi itu atau aku berdosa.
"Mbak di sini betah? Kalo ikut suami mah harus betah."
(senang dipanggil Mbak karena logat)
Ya iya saja kalau ikut suami. Kan suami jauh di sana, bisa bertemu hanya seminggu sekali.
Mendengar jawabanku, mereka tertawa terbahak-bahak. Aku tersenyum getir. Segitu lucunya?
"Nggak papa, walaupun jauh sama suami Ira masih bisa sering ketemu."
Iya hanya seminggu sekali.
"Lumayan itu dulu mah Mamah sama Bapak ketemu dua puluh hari sekali, ditinggal di rumah sendiri sama anak satu (suami)."
Dia lupa. Dia ditinggal suami tapi hidup di kampung sendiri, di rumah sendiri tidak dengan mertua atau orang tua atau ipar, dekat dengan saudara-saudaranya, teman-temannya ada di dekatnya semua.
Aku? Aku sendiri. Numpang. Menganggur. Meminjam. Dan kalah lagi. Haha.
"Kamu kalo bosen di rumah terus makanya main ke saudara, ngobrol-ngobrol."
See? Tetap aku. Aku malu ke semuanya karena aku pengangguran. Di rumah diam saja lelah, di tempat orang yang bahasa mereka aku tidak mengerti lebih melelahkan.
"Iya kalo biasa kan nanti jadi paham." hhhhhhhhh
Aku seperti tidak dibiarkan hidup dengan caraku. Harus begini harus begitu. Kadang aku ingin bunuh diri karena rasa depresinya. Aku lelah tidur terlalu banyak dan tidur kurang.
Nanti kalau curhat seperti ini dijawabnya apa?
"Bego. Kurang iman."
Sudah dua malam aku tidur dengan bantuan bodrex karena pusing. Harus aku sisakan atau aku harus beli lagi?
Beratnya.
Sepertinya tidak bisa aku sisakan. Aku overwhelmed pagi ini.
Tadi malam sih aku lumayan tenang dengan obat itu. Cucianku banyak pagi ini.
Komentar
Posting Komentar